Surah ke-15 Al-Hijr

Jumlah Ayat: 99

Surat ini terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria).
Nama surat ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

1 الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْاٰنٍ مُّبِيْنٍ ۔

Alif lām rā, tilka āyātul-kitābi wa qur'ānim mubīn(in).

Artinya

Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab, yaitu (ayat-ayat) Al-Qur’an yang memberi penjelasan.

2 رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

Rubamā yawaddul-lażīna kafarū lau kānū muslimīn(a).

Artinya

Orang-orang yang kufur itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.

3 ذَرْهُمْ يَأْكُلُوْا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْاَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ

Żarhum ya'kulū wa yatamatta‘ū wa yulhihimul-amalu fa saufa ya‘lamūn(a).

Artinya

Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan, bersenang-senang, dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).

4 وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُوْمٌ

Wa mā ahlaknā min qaryatin illā wa lahā kitābum ma‘lūm(un).

Artinya

Kami tidak membinasakan suatu negeri, kecuali sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya.

5 مَا تَسْبِقُ مِنْ اُمَّةٍ اَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُوْنَ

Mā tasbiqu min ummatin ajalahā wa mā yasta'khirūn(a).

Artinya

Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya dan tidak (pula) menangguhkan(-nya).

6 وَقَالُوْا يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْ نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ اِنَّكَ لَمَجْنُوْنٌ ۗ

Wa qālū yā ayyuhal-lażī nuzzila ‘alaihiż-żikru innaka lamajnūn(un).

Artinya

Mereka berkata, “Wahai orang yang kepadanya diturunkan Al-Qur’an, sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar orang gila.

7 لَوْمَا تَأْتِيْنَا بِالْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ

Lau mā ta'tīnā bil-malā'ikati in kunta minaṣ-ṣādiqīn(a).

Artinya

Mengapa engkau tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika engkau termasuk orang-orang yang benar?”

8 مَا نُنَزِّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ اِلَّا بِالْحَقِّ وَمَا كَانُوْٓا اِذًا مُّنْظَرِيْنَ

Mā nunazzilul-malā'ikata illā bil-ḥaqqi wa mā kānū iżam munẓarīn(a).

Artinya

Kami tidak menurunkan malaikat, kecuali dengan kebenaran. (Jika orang-orang kafir itu mengingkarinya,) mereka tidak diberi penangguhan (dari azab Allah).

9 اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Innā naḥnu nazzalnaż-żikra wa innā lahū laḥāfiẓūn(a).

Artinya

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.

10 وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِيْ شِيَعِ الْاَوَّلِيْنَ

Wa laqad arsalnā min qablika fī syiya‘il-awwalīn(a).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus (beberapa rasul) sebelum engkau (Nabi Muhammad) kepada umat-umat terdahulu.

11 وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Wa mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn(a).

Artinya

Tidaklah datang seorang rasul kepada mereka, kecuali selalu memperolok-olokkannya.

12 كَذٰلِكَ نَسْلُكُهٗ فِيْ قُلُوْبِ الْمُجْرِمِيْنَۙ

Każālika naslukuhū fī qulūbil-mujrimīn(a).

Artinya

Demikianlah, Kami memasukkannya (olok-olok itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa.

13 لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ

Lā yu'minūna bihī wa qad khalat sunnatul-awwalīn(a).

Artinya

Mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), padahal telah berlalu sunatullah terhadap orang-orang terdahulu.

14 وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِّنَ السَّمَاۤءِ فَظَلُّوْا فِيْهِ يَعْرُجُوْنَۙ

Wa lau fataḥnā ‘alaihim bābam minas-samā'i fa ẓallū fīhi ya‘rujūn(a).

Artinya

Kalau Kami bukakan (salah satu) pintu langit untuk mereka, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya,

15 لَقَالُوْٓا اِنَّمَا سُكِّرَتْ اَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَّسْحُوْرُوْنَ ࣖ

Laqālū innamā sukkirat abṣārunā bal naḥnu qaumum masḥūrūn(a).

Artinya

tentulah mereka berkata, “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. Bahkan, kami adalah kaum yang terkena sihir.”

16 وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّزَيَّنّٰهَا لِلنّٰظِرِيْنَۙ

Wa laqad ja‘alnā fis-samā'i burūjaw wa zayyannāhā lin-nāẓirīn(a).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang-orang yang memandang (langit itu).

17 وَحَفِظْنٰهَا مِنْ كُلِّ شَيْطٰنٍ رَّجِيْمٍۙ

Wa ḥafiẓnāhā min kulli syaiṭānir rajīm(in).

Artinya

Kami menjaganya dari setiap setan yang terkutuk,

18 اِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ مُّبِيْنٌ

Illā manistaraqas-sam‘a fa atba‘ahū syihābum mubīn(un).

Artinya

kecuali (setan) yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) maka dia dikejar oleh bintang-bintang (berapi) yang terang.

19 وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْزُوْنٍ

Wal-arḍa madadnāhā wa alqainā fīhā rawāsiya wa ambatnā fīhā min kulli syai'im mauzūn(in).

Artinya

Kami telah menghamparkan bumi, memancangkan padanya gunung-gunung, dan menumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran(-nya).

20 وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَّسْتُمْ لَهٗ بِرٰزِقِيْنَ

Wa ja‘alnā lakum fīhā ma‘āyisya wa mal lastum lahū birāziqīn(a).

Artinya

Kami telah menjadikan di sana sumber-sumber kehidupan untukmu dan (menjadikan pula) makhluk hidup yang bukan kamu pemberi rezekinya.

21 وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا عِنْدَنَا خَزَاۤىِٕنُهٗ وَمَا نُنَزِّلُهٗٓ اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ

Wa im min syai'in illā ‘indanā khazā'inuhū wa mā nunazziluhū illā biqadarim ma‘lūm(un).

Artinya

Tidak ada sesuatu pun melainkan di sisi Kamilah perbendaharaannya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.

22 وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

Wa arsalnar-riyāḥa lawāqiha fa anzalnā minas-samā'i mā'an fa asqainākumūh(u), wa mā antum lahū bikhāzinīn(a).

Artinya

Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan. Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.

23 وَاِنَّا لَنَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَنَحْنُ الْوٰرِثُوْنَ

Wa innā lanaḥnu nuḥyī wa numītu wa naḥnul-wāriṡūn(a).

Artinya

Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan dan mematikan serta Kami (pulalah) yang mewarisi.

24 وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنْكُمْ وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَأْخِرِيْنَ

Wa laqad ‘alimnal-mustaqdimīna minkum wa laqad ‘alimnal-musta'khirīn(a).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar mengetahui orang-orang yang terdahulu di antara kamu dan Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian.

25 وَاِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحْشُرُهُمْۗ اِنَّهٗ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ ࣖ

Wa inna rabbaka huwa yaḥsyuruhum, innahū ḥakīmun ‘alīm(un).

Artinya

Sesungguhnya hanya Tuhanmulah yang akan mengumpulkan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

26 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ

Wa laqad khalaqnal-insāna min ṣalṣālim min ḥama'im masnūn(in).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang dibentuk.

27 وَالْجَاۤنَّ خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ

Wal-jānna khalaqnāhu min qablu min nāris-samūm(i).

Artinya

Sebelumnya Kami telah menciptakan jin dari api yang sangat panas.

28 وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ

Wa iż qāla rabbuka lil-malā'ikati innī khāliqum basyaram min ṣalṣālim min ḥama'im masnūn(in).

Artinya

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang dibentuk.

29 فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ

Fa iżā sawwaituhū wa nafakhtu fīhi mir rūḥī fa qa‘ū lahū sājidīn(a).

Artinya

Maka, apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)-nya dan telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, menyungkurlah kamu kepadanya dengan bersujud.”

30 فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ

Fa sajadal-malā'ikatu kulluhum ajma‘ūn(a).

Artinya

Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya bersama-sama,

31 اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰىٓ اَنْ يَّكُوْنَ مَعَ السّٰجِدِيْنَ

Illā iblīs(a), abā ay yakūna ma‘as-sājidīn(a).

Artinya

kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama para (malaikat) yang bersujud.

32 قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا لَكَ اَلَّا تَكُوْنَ مَعَ السّٰجِدِيْنَ

Qāla yā iblīsu mā laka allā takūna ma‘as-sājidīn(a).

Artinya

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apa yang menyebabkanmu enggan bersama mereka yang bersujud itu?”

33 قَالَ لَمْ اَكُنْ لِّاَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهٗ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ

Qāla lam akul li'asjuda libasyarin khalaqtahū min ṣalṣālim min ḥama'im masnūn(in).

Artinya

Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan bersujud kepada manusia yang Engkau ciptakan dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

34 قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۙ

Qāla fakhruj minhā fa innaka rajīm(un).

Artinya

(Allah) berfirman, “Keluarlah darinya (surga) karena sesungguhnya kamu terkutuk.

35 وَّاِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Wa inna ‘alaikal-la‘nata ilā yaumid-dīn(i).

Artinya

Sesungguhnya kamu terlaknat sampai hari Kiamat.”

36 قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

Qāla rabbi fa anẓirnī ilā yaumi yub‘aṡūn(a).

Artinya

(Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, tangguhkanlah (usia)-ku sampai hari mereka (manusia) dibangkitkan.”

37 قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ

Qāla fa innaka minal-munẓarīn(a).

Artinya

(Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk golongan yang ditangguhkan

38 اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ

Ilā yaumil-waqtil-ma‘lūm(i).

Artinya

sampai hari yang telah ditentukan waktunya (kiamat).”

39 قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ

Qāla rabbi bimā agwaitanī la'uzayyinanna lahum fil-arḍi wa la'ugwiyannahum ajma‘īn(a).

Artinya

Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,

40 اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

Illā ‘ibādaka minhumul-mukhlaṣīn(a).

Artinya

kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.”

41 قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ

Qāla hāżā ṣirāṭun ‘alayya mustaqīm(un).

Artinya

Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan lurus yang Aku jamin (ditunjukkan kepada hamba-hamba-Ku itu).

42 اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ

Inna ‘ibādī laisa laka ‘alaihim sulṭānun illā manittaba‘aka minal-gāwīn(a).

Artinya

Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.”

43 وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ

Wa inna jahannama lamau‘iduhum ajma‘īn(a).

Artinya

Sesungguhnya (neraka) Jahanam benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semua.

44 لَهَا سَبْعَةُ اَبْوَابٍۗ لِكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُوْمٌ ࣖ

Lahā sab‘atu abwāb(in), likulli bābim minhum juz'um maqsūm(un).

Artinya

Ia (Jahanam) mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.

45 اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۗ

Innal-muttaqīna fī jannātiw wa ‘uyūn(in).

Artinya

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam (surga yang penuh) taman-taman dan mata air.

46 اُدْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ اٰمِنِيْنَ

Udkhulūhā bisalāmin āminīn(a).

Artinya

(Allah berfirman,) “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.”

47 وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ اِخْوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ

Wa naza‘nā mā fī ṣudūrihim min gillin ikhwānan ‘alā sururim mutaqābilīn(a).

Artinya

Kami mencabut segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka. Mereka bersaudara (dan) duduk berhadap-hadapan di atas dipan.

48 لَا يَمَسُّهُمْ فِيْهَا نَصَبٌ وَّمَا هُمْ مِّنْهَا بِمُخْرَجِيْنَ

Lā yamassuhum fīhā naṣabuw wa mā hum minhā bimukhrajīn(a).

Artinya

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan tidak akan dikeluarkan darinya.

49 ۞ نَبِّئْ عِبَادِيْٓ اَنِّيْٓ اَنَا الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُۙ

Nabbi' ‘ibādī annī anal-gafūrur-raḥīm(u).

Artinya

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

50 وَاَنَّ عَذَابِيْ هُوَ الْعَذَابُ الْاَلِيْمُ

Wa anna ‘ażābī huwal-‘ażābul-alīm(u).

Artinya

dan bahwa sesungguhnya siksaan-Kulah azab yang sangat pedih.

51 وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَۘ

Wa nabbi'hum ‘an ḍaifi ibrāhīm(a).

Artinya

Kabarkanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat)

52 اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًاۗ قَالَ اِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُوْنَ

Iż dakhalū ‘alaihi fa qālū salāmā(n), qāla innā minkum wajilūn(a).

Artinya

ketika mereka berkunjung ke (kediaman)-nya, lalu mengucapkan, “Salam.” Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu.”

53 قَالُوْا لَا تَوْجَلْ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ

Qālū lā taujal innā nubasysyiruka bigulāmin ‘alīm(in).

Artinya

(Mereka) berkata, “Janganlah merasa takut (karena) sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) anak laki-laki yang alim (Ishaq).”

54 قَالَ اَبَشَّرْتُمُوْنِيْ عَلٰٓى اَنْ مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُوْنَ

Qāla abasysyartumūnī ‘alā am massaniyal-kibaru fa bima tubasysyirūn(a).

Artinya

Dia (Ibrahim) berkata, “Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut. Maka, dengan (cara) apa kamu memberi kabar gembira?”

55 قَالُوْا بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ

Qālū basysyarnāka bil-ḥaqqi falā takum minal-qāniṭīn(a).

Artinya

Mereka menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar. Maka, janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.”

56 قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ

Qāla wa may yaqnaṭu mir raḥmati rabbihī illaḍ-ḍāllūn(a).

Artinya

Dia (Ibrahim) berkata, “Adakah orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya selain orang yang sesat?”

57 قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ اَيُّهَا الْمُرْسَلُوْنَ

Qāla famā khaṭbukum ayyuhal-mursalūn(a).

Artinya

Dia (Ibrahim) bertanya, “Apa urusan pentingmu, wahai para utusan?”

58 قَالُوْٓا اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمٍ مُّجْرِمِيْنَۙ

Qālū innā ursilnā ilā qaumim mujrimīn(a).

Artinya

Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (untuk menyiksanya),

59 اِلَّآ اٰلَ لُوْطٍۗ اِنَّا لَمُنَجُّوْهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ

Illā āla lūṭ(in), innā lamunajjūhum ajma‘īn(a).

Artinya

kecuali para pengikut Lut. Sesungguhnya kami pasti menyelamatkan mereka semua,

60 اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنَآ اِنَّهَا لَمِنَ الْغٰبِرِيْنَ ࣖ

Illamra'atahū qaddarnā innahā laminal-gābirīn(a).

Artinya

kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya dia termasuk (orang-orang kafir) yang tertinggal.”

61 فَلَمَّا جَاۤءَ اٰلَ لُوْطِ ِۨالْمُرْسَلُوْنَۙ

Falammā jā'a āla lūṭinil-mursalūn(a).

Artinya

Maka, ketika para utusan itu datang kepada para pengikut Lut,

62 قَالَ اِنَّكُمْ قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ

Qāla innakum qaumum munkarūn(a).

Artinya

dia berkata, “Sesungguhnya kamu orang-orang yang tidak kami kenal.”

63 قَالُوْا بَلْ جِئْنٰكَ بِمَا كَانُوْا فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ

Qālū bal ji'nāka bimā kānū fīhi yamtarūn(a).

Artinya

Mereka (para utusan) menjawab, “Kami justru datang kepadamu membawa azab yang selalu mereka dustakan.

64 وَاَتَيْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ

Wa ataināka bil-ḥaqqi wa innā laṣādiqūn(a).

Artinya

Kami datang kepadamu membawa kebenaran. Sesungguhnya kami orang-orang yang benar.

65 فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَاتَّبِعْ اَدْبَارَهُمْ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ وَّامْضُوْا حَيْثُ تُؤْمَرُوْنَ

Fa asri bi'ahlika biqiṭ‘im minal-laili wattabi‘ adbārahum wa lā yaltafit minkum aḥaduw wamḍū ḥaiṡu tu'marūn(a).

Artinya

Maka, pergilah pada akhir malam beserta keluargamu dan ikutilah mereka dari belakang. Jangan seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu.”

66 وَقَضَيْنَآ اِلَيْهِ ذٰلِكَ الْاَمْرَ اَنَّ دَابِرَ هٰٓؤُلَاۤءِ مَقْطُوْعٌ مُّصْبِحِيْنَ

Wa qaḍainā ilaihi żālikal-amra anna dābira hā'ulā'i maqṭū‘um muṣbiḥīn(a).

Artinya

Telah Kami wahyukan kepadanya (Lut) keputusan itu bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh.

67 وَجَاۤءَ اَهْلُ الْمَدِيْنَةِ يَسْتَبْشِرُوْنَ

Wa jā'a ahlul-madīnati yastabsyirūn(a).

Artinya

Datanglah penduduk kota itu (ke rumah Lut) dengan gembira (karena kedatangan tamu itu).

68 قَالَ اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ ضَيْفِيْ فَلَا تَفْضَحُوْنِۙ

Qāla inna hā'ulā'i ḍaifī falā tafḍaḥūn(i).

Artinya

Dia (Lut) berkata, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku. Maka, jangan mempermalukanku.

69 وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ

Wattaqullāha wa lā tukhzūn(i).

Artinya

Bertakwalah kepada Allah dan jangan membuatku terhina.”

70 قَالُوْٓا اَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Qālū awalam nanhaka ‘anil-‘ālamīn(a).

Artinya

Mereka berkata, “Bukankah kami telah melarangmu (menerima) manusia (para tamu)?”

71 قَالَ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنٰتِيْٓ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَۗ

Qāla hā'ulā'i banātī in kuntum fā‘ilīn(a).

Artinya

Dia (Lut) berkata, “Mereka itulah putri-putri (negeri)-ku. (Nikahilah mereka) jika kamu hendak berbuat (memenuhi nafsu syahwatmu).”

72 لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

La‘amruka innahum lafī sakratihim ya‘mahūn(a).

Artinya

(Allah berfirman,) “Demi umurmu (Nabi Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (demi melampiaskan hawa nafsu).”

73 فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِيْنَۙ

Fa akhażathumuṣ-ṣaiḥatu musyriqīn(a).

Artinya

Maka, mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit.

74 فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ

Fa ja‘alnā ‘āliyahā sāfilahā wa amṭarnā ‘alaihim ḥijāratam min sijjīl(in).

Artinya

Maka, Kami menjungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami menghujani mereka dengan tanah yang membatu.

75 اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْمُتَوَسِّمِيْنَۙ

Inna fī żālika la'āyātil lil-mutawassimīn(a).

Artinya

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan (dengan saksama) tanda-tanda (itu).

76 وَاِنَّهَا لَبِسَبِيْلٍ مُّقِيْمٍ

Wa innahā labisabīlim muqīm(in).

Artinya

Sesungguhnya (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).

77 اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَۗ

Inna fī żālika la'āyatal lil-mu'minīn(a).

Artinya

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang mukmin.

78 وَاِنْ كَانَ اَصْحٰبُ الْاَيْكَةِ لَظٰلِمِيْنَۙ

Wa in kāna aṣḥābul-aikati laẓālimīn(a).

Artinya

Sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar orang-orang yang zalim.

79 فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْۘ وَاِنَّهُمَا لَبِاِمَامٍ مُّبِيْنٍۗ ࣖ

Fantaqamnā minhum, wa innahumā labi'imāmim mubīn(in).

Artinya

Maka, Kami membinasakan mereka. Sesungguhnya kedua (negeri) itu terletak di satu jalur jalan raya.

80 وَلَقَدْ كَذَّبَ اَصْحٰبُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa laqad każżaba aṣḥābul-ḥijril-mursalīn(a).

Artinya

Sesungguhnya penduduk (negeri) Hijr benar-benar telah mendustakan para rasul (mereka),

81 وَاٰتَيْنٰهُمْ اٰيٰتِنَا فَكَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَۙ

Wa ātaināhum āyātinā fa kānū ‘anhā mu‘riḍīn(a).

Artinya

Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya.

82 وَكَانُوْا يَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا اٰمِنِيْنَ

Wa kānū yanḥitūna minal-jibāli buyūtan āminīn(a).

Artinya

Mereka memahat gunung-gunung (batu) menjadi rumah-rumah (yang didiami) dengan rasa aman.

83 فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِيْنَۙ

Fa akhażathumuṣ-ṣaiḥatu muṣbiḥīn(a).

Artinya

Kemudian mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur pada pagi hari,

84 فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَۗ

Famā agnā ‘anhum mā kānū yaksibūn(a).

Artinya

sehingga tidak berguna bagi mereka apa yang telah mereka usahakan.

85 وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ

Wa mā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā illā bil-ḥaqq(i), wa innas-sā‘ata la'ātiyatun faṣfaḥiṣ-ṣafḥal-jamīl(a).

Artinya

Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

86 اِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Inna rabbaka huwal-khallāqul-‘alīm(u).

Artinya

Sesungguhnya Tuhanmulah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

87 وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ

Wa laqad ātaināka sab‘am minal-maṡānī wal-qur'ānal-‘aẓīm(a).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar menganugerahkan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.

88 لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ

Lā tamuddanna ‘ainaika ilā mā matta‘nā bihī azwājam minhum wa lā taḥzan ‘alaihim wakhfiḍ janāḥaka lil-mu'minīn(a).

Artinya

Jangan sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) menujukan pandanganmu (tergiur) pada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir). Jangan engkau bersedih hati atas (kesesatan) mereka dan berendahhatilah engkau terhadap orang-orang mukmin.

89 وَقُلْ اِنِّيْٓ اَنَا النَّذِيْرُ الْمُبِيْنُۚ

Wa qul innī anan-nażīrul-mubīn(u).

Artinya

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang jelas.”

90 كَمَآ اَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِيْنَۙ

Kamā anzalnā ‘alal-muqtasimīn(a).

Artinya

Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami (juga) telah menurunkan (azab) kepada orang yang memilah-milah (Kitab Allah),

91 الَّذِيْنَ جَعَلُوا الْقُرْاٰنَ عِضِيْنَ

Allażīna ja‘alul-qur'āna ‘iḍīn(a).

Artinya

(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi.

92 فَوَرَبِّكَ لَنَسْـَٔلَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ

Fa wa rabbika lanas'alannahum ajma‘īn(a).

Artinya

Maka, demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua

93 عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

‘Ammā kānū ya‘malūn(a).

Artinya

tentang apa yang telah mereka kerjakan.

94 فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

Faṣda‘ bimā tu'maru wa a‘riḍ ‘anil-musyrikīn(a).

Artinya

Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.

95 اِنَّا كَفَيْنٰكَ الْمُسْتَهْزِءِيْنَۙ

Innā kafainākal-mustahzi'īn(a).

Artinya

Sesungguhnya cukuplah Kami yang memeliharamu (Nabi Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan(-mu),

96 الَّذِيْنَ يَجْعَلُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ

Allażīna yaj‘alūna ma‘allāhi ilāhan ākhar(a), fa saufa ya‘lamūn(a).

Artinya

(yaitu) orang yang menganggap adanya tuhan selain Allah. Mereka kelak akan mengetahui (akibatnya).

97 وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّكَ يَضِيْقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُوْلُوْنَۙ

Wa laqad na‘lamu annaka yaḍīqu ṣadruka bimā yaqūlūn(a).

Artinya

Sungguh, Kami benar-benar mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit (gundah dan sedih) disebabkan apa yang mereka ucapkan.

98 فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْنَۙ

Fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wa kum minas-sājidīn(a).

Artinya

Maka, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, jadilah engkau termasuk orang-orang yang sujud (salat),

99 وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ ࣖࣖ

Wa‘bud rabbaka ḥattā ya'tiyakal-yaqīn(u).

Artinya

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian).